Sidak, Hero Kritik Distribusi Pupuk

Sidak, Hero Kritik Distribusi Pupuk

\"\"CIREBON – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ir Herman Khaeron MSi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu gudang milik distributor pupuk di Kecamatan Susukan, kemarin. Sidak ini dilakukan setelah dirinya mendapat banyak keluhan dari masyarakat terkait tingginya harga dan stok pupuk yang terbatas. Saat sidak, pria yang akrab disapa Hero kaget dan terheran-heran. Pasalnya, gudang penyimpanan pupuk urea kosong dan hanya beberapa karung pupuk NPK. Menurut dia, di saat masa tanam seperti ini, pupuk urea seharusnya sudah standby. “Tidak boleh kosong. Nanti saya akan cek di PT Pupuk Kujang, apakah betul pendistribusiannya kosong seperti ini,” kata Hero. Meski demikian, alasan distributor yang baru menyebarkan pupuk Urea di tingkat pengecer dua masih cukup beralasan. Sehingga dirinya akan mengecek ulang di tingkat pengecer dua dan memanggil PT Pupuk Kujang soal pendistribusian pupuk. Anggota DPR RI dapil Jabar VIII (Cirebon dan Indramayu) dari Partai Demokrat ini juga mengkritik distributor tersebut. Karena tidak mempunyai rancangan definitif kebutuhan kelompok (RDKK), sehingga suplai pada pengecer tidak diketahui. Dengan tidak mempunyainya RDKK tersebut, distributor tentunya akan membuat kelangkaan pupuk di suatu wilayah. Hal ini akan menimbulkan kenaikan harga pupuk yang sekarang Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp1.800/kg. “Saya akan cek administrasi penyalurannya dan saya akan panggil PT Pupuk Kujang untuk mengetahui distribusi pupuk tersebut,” tukas Ketua Departemen Pertanian DPP Partai Demokrat ini. Hero juga mengkritik tata cara penyimpanan pupuk di gudang distributor yang disimpan pada kelembaban tinggi, sehingga kualitas pupuk kurang bagus saat ditebar di sawah. “Kami menemukan cara penyimpanan tidak memenuhi standar, karena pada kondisi gudang dikelembaban tinggi maka granul akan hancur. Jika granul hancur maka tidak efektif, sehingga petani akan dirugikan,” papar ketua Panja pupuk ini seraya mengatakan hasil temuan sidak ini akan dibawa ke Komisi IV. Sementara itu, Radia selaku owner CV Juwita yang merupakan distributor pupuk mengaku kosongnya pupuk urea karena sudah dibagikan ke tingkat agen. Wilayah pendistribusiannya di Kecamatan Kapetakan. “Urea akan dikirim Senin,” ucapnya. Sebelumnya, Hero menyatakan kenaikan harga pupuk di pasaran tanpa persetujuan komisi yang membidangi masalah pangan, pertanian, kelautan perikanan dan kehutanan itu. “Ada yang aneh. Kenaikan ini sama sekali tidak pernah dibahas di komisi IV, padahal persetujuan anggaran, quantum, dan harga diputuskan dan disetujui bersama pemerintah di komisi IV, termasuk persetujuan penambahan anggaran untuk kurang bayar,” tuturnya. Ironisnya, ujar pria yang akrab disapa Hero keputusan ini di tengah harga pupuk internasional sedang turun. Di mana, harga pupuk internasional dibanderol berkisar Rp4.000-Rp4.500/kg. “Saya konfirmasi ke Mentan katanya kenaikan harga pupuk diputuskan di banggar,” katanya. Pihaknya sudah membuat nota protes karena kenaikan harga pupuk tersebut tidak prosedural. Seperti diketahui, berdasarkan Permentan No 87 tentang kebutuhan dan HET pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian tahun anggaran 2012, sejak awal Januari harga pupuk mengalami penyesuaian. Untuk Urea menjadi Rp1.800/kg dari Rp1.600/kg, ZA Rp1.400/kg, NPK Rp2.300/kg dan organik Rp500/kg. “Rasionalnya kalau harga pupuk di pasar bebas turun pastinya subsidi turun. Jadi pasti ada kelebihan subsidi meski HET tidak dinaikkan,” terang Hero. Bayangkan, lanjut Hero jika naik per kilogramnya Rp200 kemudian dikalikan quantum subsidi pupuk urea 5,1 juta ton atau 51.000.000.000 kg berarti ada anggaran yang dihemat Rp1,2 triliun. “Dalam pandangan saya, ini (subsidi, red) hak petani. Lalu dikemanakan hasil penghematan tersebut,” pungkasnya. (din/fen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: